Sugih
Tanpa Banda
Sebuah kalimat pendek
yang diambil dari karya Drs R.M.P
Sosrokartono, bila sekilas kita baca memiliki suatu arti yang tak mungkin,
karena pada jaman sekarang ini Sugih (Kaya)
berarti memiliki banyak Banda (Harta), bagai mana mungkin seseorang
menjadi kaya tanpa memiliki harta.
Akan tetapi bila kita
pahami dengan sedikit perenungan yang lebih dalam lagi kalimat pendek tersebut,
ternyata memiliki makna yang sangat mendalam tentang sikap hidup dalam
bermasyarakat, dan seyogyannya sikap hidup seperti inilah yang perlu ditumbuhkan
lagi dalam jaman sekarang ini, yang masyarakatnya sudah mulai mengarah kepola
kehidupan kebendaan, sehingga ketentraman dalam bermasyarakat mulai tidak
seimbang lagi, mulai goyah dan diambang kekacauan dan saling tidak percaya
mempercayai lagi.
Kenapa hal tersebut
diatas bisa terjadi maka lebih baiknya mari kita coba kupas satu persatu
tentang kalimat pendek diatas yang sarat dengan makna tentang hidup dan
kehidupan.
Sugih dalam bahasa jawa
berarti Kaya, orang yang sugih berarti memiliki banyak Bondo (Harta),tidaklah
mungkin orang yang tidak memiliki harta adalah orang yang Kaya, karena dalam
bahasa jawa orang tanpa memiliki harta berarti Melarat (Miskin)
Tetapi bila kita
memaknai kata Sugih ini lebih dalam lagi maka sugih bisa memiliki makna Ketentraman
batin , sehat lahir dan batin dan juga bisa sugih bermakna memiliki anak yang
pandai, sholeh, berbakti pada orang tua dan lain sebagainya, dan ini dapat pula
diartikan sebagai Sugih yang bahkan bila dinilai sebagai kekayaan maka ini akan
melebihi dari kekayaan memiliki harta benda
Diperguruan Beladiri
Pasindo dan Perguruan Ilmu kebatinan Bisindo, banyak dijelaskan antara rizqi
dan harta, disinilah rupanya perbedaan yang mendasar dari pemahaman banyak
orang yang menyamakan antara rizqi dan harta. Rizqi dalam pemahaman perguruan
Pasindo dan Bisindo adalah : Rizqi atau rejeki bisa berarti saudara yang banyak
, kesehatan, uang yang dicari dengan jalan yang baik dan sebagainya, sedangkan
bondo atau harta bisa bermakna kekayaan atau harta yang cara mendapatkannya
belum bisa dipertanggung jawabkan halal dan tidaknya, semisal harta hasil
korupsi, banyak harta dari menipu, mencuri, dan lain sebagainya.
Disinilah rupanya makna
yang terkandung dalam Sugih Tanpa Bando yang dimaksudkan, bahwa sugi itu adalah
memiliki rejeki yang banyak, bukan seperti persepsi banyak orang yang memahami
harta atau bondo itu adalah segalanya yang ternyata pada kenyataannya bahwa
hartanya tidak bisa untuk membeli cinta, tidak bisa untuk membeli anak anak
yang sehat dan sholeh. Tidak bisa istri yang setia, kesehatan moral, kebaikan
budipekerti dan sahabat yang baik dibeli dengan harta. Bahkan dengan menimbun
harta banyak orang menjadi keji, lupa akan teman atau saudara, rela
mengorbankan harga diri, meninggalkan etika, moral dan budaya yang baik, bahkan
dalam memburu harta banyak orang mengorbankan agamanya.
Banyak sekali para
penimbun harta tetapi dirinya tidak bisa menikmati hartanya, seperti banyak
dialami orang yang banyak hartanya tapi tidak bisa makan enak seperti kita,
karena takut darah tinggi, takut strok, takut kolesterol, takut gula darahnya
naik dan sebagainya, banyak juga yang banyak menimbun harta tapi tidak bisa
menikmatinya, karena hidupnya dibui, dipenjara ketahuan sama KPK karena korupsi
dan sebagainya
Jadi secara singkatnya
saya memaknai dari Sugih Tanpa Banda tersebut adalah : Jangan lah kita mencari
harta dengan jalan yang tidak baik dan berlebihan (ngoyo) tetapi carilah rejeki
dengan berbekal kesucian hati yang berlandaskan persembahan kepada Tuhan Sang
Pencipta yang selalu Melimpahkan Rizqinya setiap saat kepada kita semua.
Tetapi benarkah orang
yang mencari rejeki akan menjadi hidupnya tentram dan mencari harta akan
menbuat hidupnya merusak tatanan bermasyarakat ? Jawabannya itu pasti dan benar
adanya. Mari kita coba lihat dalam kehidupan sehari hari bahwa orang yang
mencari rizqi , yang maksudnya orang yang mencari harta dengan jalan yang
halal, memiliki anak yang soleh, istri yang sholehah, memiliki saudara dan
sahabat yang banyak maka hidupnya akan tentram damai tanpa perselisihan, sehat
jasmani dan rohaninya, jauh dari penyakit, disayangi oleh anak istri, dan sanak
kerabatnya, dan seorang yang mencari rizqi akan selalu memiliki rasa syukur
yang mendalam kepada Tuhan Sang
Penciptanya, semua yang terjadi akan diterimanya dengan penuh kesabaran dan
kepasrahan. Akan tetapi beda halnya dengan sang penimbun harta, biasanya mereka
memiliki sifat yang congkak angkuh dan sombong, mereka merasa dirinyalah yang
paling berkuasa, paling kuat dan segalanya bisa dibeli dengan hartanya, apapun
bisa dilakukan dengan hartanya, bahkan keadilan dan kebenaran dapat mereka
bungkam dengan hartanya. Dan kejadian seperti inilah yang menjadi cikal bakal
kerusakan moral, kerusakan tatanan bermasyarakat dan sebagainya
Jadi Sugih Tanpa Banda
ini sebagai paugeran,pengingat bagi kita tentang pelajaran selalu bersyukur
pada Tuhan, pelajaran agar kita menjadi orang yang tidak pernah merasa
menderita terhina dan tersakiti, tetapi
kita adalah orang yang berhati sabar, tenang tentram, bahagia lahir dan batin
juga memiliki rasa tepaslira, dan kerendahan hati serta kemuliaan budi.